PAPUA : FJPI Pusat Bekali Pengetahuan Tentang KBGO Kepada FJPI Cabang PBD
SORONG — Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) menyelenggarakan workshop bertajuk “Stop Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO)” untuk cabang Papua Barat Daya (PBD) di Hotel Mariat, Sorong, pada Jumat-Sabtu (5-6 Juli 2024). Selain workshop, FJPI pusat dan cabang PBD juga mengadakan pameran foto selama dua hari.
Selama kegiatan yang berlangsung dengan antusias, anggota FJPI PBD mendapatkan materi tentang ketidakadilan gender, jenis kekerasan berbasis digital, serta pengenalan keamanan digital.
Sekretaris Jenderal FJPI Pusat, Khairiah Lubis, menyatakan bahwa tujuan workshop ini adalah untuk meningkatkan pemahaman jurnalis perempuan di Papua Barat Daya tentang KBGO. “Workshop dan pameran foto ini merupakan kolaborasi antara FJPI Pusat dan FJPI Papua Barat Daya,” ujar Lubis.
Khairiah menambahkan bahwa kegiatan serupa telah dilakukan di lima provinsi, yaitu Medan, Jawa Timur, Kalimantan Barat (Pontianak), Manado, dan Sorong. Dia berharap bahwa pelatihan ini dapat membekali jurnalis perempuan dengan ilmu yang dibutuhkan untuk mengurangi kekerasan, terutama kekerasan seksual dan KBGO.
Menurut Khairiah, kekerasan berbasis gender di dunia online meningkat tajam seiring dengan berkembangnya teknologi digital, dan hal ini harus menjadi perhatian. “Banyak kasus kekerasan terhadap perempuan, baik secara langsung maupun online, terus bertambah,” ungkapnya.
Komisioner Komnas Perempuan, Veryanto Sitohang, juga menyoroti pentingnya peran jurnalis perempuan dalam menyuarakan informasi mengenai KBGO. Ia mencatat bahwa kasus kekerasan berbasis gender online melonjak sejak pandemi Covid-19. Pada tahun 2023, tercatat 838 kasus kekerasan seksual berbasis gender dilaporkan, meskipun jumlah yang tidak dilaporkan diperkirakan jauh lebih banyak.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Papua Barat Daya, Irma Riyani Soelaiman, yang mewakili Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa’ad, menyatakan bahwa acara ini sangat strategis untuk memberikan pemahaman mendalam tentang KBGO kepada jurnalis perempuan. Menurutnya, teknologi digital seperti dua sisi mata uang yang dapat membawa dampak positif maupun negatif, sehingga literasi digital sangat penting untuk meminimalisir konten negatif dan kekerasan berbasis gender.
Irma juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan bangsa dan pentingnya langkah-langkah komprehensif untuk mengurangi kekerasan berbasis gender online. “Pers dan pemerintah harus berada di garis depan dalam mendorong literasi digital, implementasi hukum yang tegas, dan kerjasama dengan media sosial untuk melawan kekerasan digital,” tutupnya.