Perempuan Papua dan Perubahan Iklim: Menjaga Alam, Melawan Dampak Krisis Iklim
THE PAPUA TIMES
Perubahan iklim semakin dirasakan di seluruh dunia, termasuk di Papua. Dampak dari perubahan iklim ini mengancam keberlanjutan lingkungan hidup, dan perempuan Papua, sebagai penjaga budaya dan alam, berada di garis depan dalam menghadapi tantangan ini.
Sebagai masyarakat yang memiliki keterikatan kuat dengan alam, perempuan Papua memegang peran penting dalam menjaga ekosistem dan menghadapi dampak krisis iklim di tanah Papua.
Peran Perempuan Papua dalam Konservasi Alam
Di banyak daerah di Papua, perempuan berperan sebagai pengelola lahan, sumber air, dan hutan adat. Mereka bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup keluarga dan komunitas melalui praktik-praktik pertanian, perikanan, serta pengelolaan hasil hutan yang berkelanjutan. Namun, dengan perubahan iklim yang mempengaruhi musim, curah hujan, dan ekosistem hutan, perempuan Papua harus menghadapi perubahan yang signifikan dalam cara mereka mengelola alam.
Sebagai masyarakat adat, perempuan Papua juga memiliki pengetahuan lokal yang diwariskan secara turun-temurun tentang bagaimana menjaga keseimbangan alam. Pengetahuan inilah yang menjadi modal utama dalam upaya konservasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Namun, pengetahuan ini kerap diabaikan oleh kebijakan modern yang kurang melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan lingkungan.
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kehidupan Perempuan Papua
Perubahan iklim di Papua berdampak langsung terhadap kehidupan perempuan, khususnya yang tinggal di daerah pedesaan dan wilayah pesisir. Naiknya suhu, perubahan pola hujan, dan meningkatnya frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan mengancam ketahanan pangan dan akses terhadap air bersih. Sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya rumah tangga, perempuan merasakan dampaknya lebih signifikan.
Misalnya, perubahan musim yang tidak terprediksi membuat perempuan Papua harus bekerja lebih keras untuk memastikan panen yang cukup bagi keluarga mereka. Selain itu, penurunan kualitas dan kuantitas hasil pertanian berdampak langsung pada pendapatan ekonomi mereka, mengingat banyak perempuan Papua yang juga terlibat dalam jual-beli hasil bumi di pasar lokal.
Di wilayah pesisir, naiknya permukaan air laut mengancam kehidupan perempuan yang bergantung pada perikanan. Pengasaman laut (ocean acidification) akibat meningkatnya kadar karbon dioksida juga mengancam ekosistem laut, yang pada akhirnya mempengaruhi sumber daya perikanan yang menjadi andalan hidup mereka.
Perempuan Papua sebagai Agen Perubahan Iklim
Meskipun perempuan Papua terdampak oleh perubahan iklim, mereka juga berperan sebagai agen perubahan yang tangguh. Banyak komunitas perempuan yang telah memulai inisiatif untuk melindungi hutan dan lingkungan mereka, seperti dengan membentuk kelompok konservasi hutan adat atau melakukan kegiatan penghijauan di wilayah yang terancam oleh kerusakan.
Selain itu, perempuan Papua juga telah terlibat dalam berbagai forum internasional terkait isu perubahan iklim, baik dalam bentuk advokasi maupun menyuarakan kebutuhan serta hak masyarakat adat. Mereka menyuarakan pentingnya menjaga hutan hujan tropis di Papua, yang merupakan salah satu paru-paru dunia, sekaligus menuntut agar pemerintah dan pihak swasta menghormati hak-hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya mereka.
Dukungan dan Kebijakan yang Dibutuhkan
Dalam menghadapi perubahan iklim, perempuan Papua memerlukan dukungan lebih dari pemerintah, LSM, dan komunitas internasional. Pertama, diperlukan kebijakan yang melibatkan perempuan adat dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan dan perubahan iklim. Kedua, akses pendidikan dan pelatihan terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim perlu ditingkatkan, sehingga perempuan Papua dapat memahami lebih baik dampak-dampak perubahan iklim dan cara menghadapinya.
Selanjutnya, program-program pemberdayaan ekonomi harus diarahkan untuk membantu perempuan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Ini bisa berupa pengembangan pertanian berkelanjutan, inisiatif ekonomi hijau, serta akses terhadap teknologi ramah lingkungan yang dapat membantu perempuan Papua mempertahankan dan meningkatkan mata pencaharian mereka di tengah perubahan yang ada.
Kesimpulan
Perempuan Papua merupakan kelompok yang terdampak langsung oleh perubahan iklim, namun mereka juga memiliki potensi besar sebagai agen perubahan dalam menjaga lingkungan dan melawan dampak krisis iklim. Dengan mengakui peran penting perempuan Papua dalam konservasi alam dan memberikan dukungan yang tepat, kita dapat memperkuat upaya global untuk melawan perubahan iklim sekaligus melindungi warisan alam Papua yang kaya dan berharga.