Arnold Lokbere, Pekerja Gereja Mati Dimutilasi
THE PAPUA TIMES
Pada hari Selasa, 6 Juni 2023, Pengadilan Negeri Timika mengagendakan sidang pembacaan putusan oleh Majelis Hakim terhadap empat terdakwa kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap empat warga Nduga.
Peristiwa ini terjadi di Satuan Pemukiman 1, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, pada 22 Agustus 2022. Keempat korban yang menjadi sasaran pembunuhan dan mutilasi tersebut adalah Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Lemaniel Nirigi, dan Atis Tini.
Para terdakwa yang terlibat dalam kasus ini adalah empat warga sipil, yakni Roy Marten Howay (tercatat dengan nomor perkara 8/Pid.B/2023/PN Kota Timika), Andre Pudjianto Lee alias Jainal alias Jack, Dul Umam alias Ustad alias Umam, dan Rafles Lakasa alias Rafles (tercatat dengan nomor perkara 7/Pid.B/2023/PN Kota Timika).
Arnold Lokbere, salah satu korban, lahir pada 8 Maret 1993 di Tawelma, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Ia merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara, dengan ayahnya, Goliat Gwijangge, seorang pendeta di Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Filadelfia Keneyam di Nduga, dan ibunya, Mama Nirigi, seorang petani dan pedagang. Arnold menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Inpres Nawaripi Mimika, melanjutkan ke SMP Negeri 5 Mimika, dan kemudian ke SMA Taruna Mimika. Setelah itu, ia kuliah di Universitas 17 Agustus Semarang, jurusan hukum, namun berhenti di semester tujuh karena keterbatasan biaya, sehingga ia kembali ke Nduga.
Di Nduga, Arnold terlibat aktif dalam gereja bersama ayahnya, dan menjabat sebagai Komisi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2017-2022 di gereja tersebut. Ia juga memimpin pembangunan dan peresmian Gereja Filadelfia pada tahun 2021 dan 2022.
Selain aktif di gereja, Arnold juga bekerja sebagai kontraktor yang menangani beberapa proyek pembangunan di Nduga. Pada 15 Agustus 2022, ia tiba di Timika untuk membeli bahan bangunan guna menyelesaikan proyek pembangunan gereja. Ia menyewa mobil Avanza yang dimiliki oleh seorang supir bernama Jamal, dan sempat berkumpul dengan keluarganya pada 19 Agustus 2022.
Namun, tanpa diketahui keluarga, pada waktu yang sama, para pelaku sedang merencanakan penangkapan dan penipuan terhadap Irian Nirigi, paman kandung Arnold, dengan skema penjualan senjata palsu. Pada 22 Agustus 2022, Arnold berpamitan untuk pergi namun kemudian tak bisa dihubungi. Setelah beberapa hari, keluarganya mengetahui bahwa mobil yang disewakan terbakar dan tubuh tanpa kepala ditemukan di Sungai Pigapu pada 26 Agustus 2022. Itu adalah jasad Arnold Lokbere.
Para pelaku, termasuk anggota TNI, terlibat dalam pembunuhan ini, menggunakan senjata palsu sebagai jebakan. Setelah pembunuhan, tubuh korban dimutilasi dan dibuang ke sungai dalam karung-karung berisi batu agar tenggelam. Namun, hingga kini, kepala para korban belum ditemukan.
Keluarga korban merasa sangat kehilangan. Arnold dikenal sebagai pemuda yang penuh semangat dan pemimpin di Nduga. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Nduga. Secara adat, jasad korban yang dibunuh harus dikremasi, sehingga potongan tubuh keempat korban dikremasi pada 16 September 2022 sebagai bentuk protes terhadap negara.
“Potongan tubuh mereka kami kremasi dan taruh di pinggir jalan sebagai bentuk protes terhadap negara, agar tragedi semacam ini tidak terjadi lagi,” ujar Aptoro, kakak Arnold.