Tim Kesehatan RSUD Raja Ampat Mengidentifikasi Kasus Gizi Buruk di Wilayah Misool.
THE PAPUA TIMES
JAYAPURA, PAPUA – Tim Kesehatan (Timkes) dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, melaporkan temuan kasus gizi buruk di Kampung Limalas, Distrik Misool Timur. Laporan ini disampaikan oleh dr.
Adelce Rayar dari RSUD Raja Ampat saat Timkes menggelar kegiatan pengobatan gratis selama acara festival mini film dokumenter di Kampung Limalas pada 19-21 Juni 2024.
Menurut dr. Adelce Rayar, setelah pemeriksaan dilakukan, ditemukan beberapa kasus yang tidak terduga, meskipun Timkes tidak dilengkapi dengan dokter spesialis dan peralatan yang memadai.
“Saya tidak bisa merinci banyak jenis penyakit karena tidak semua masyarakat datang berobat. Namun, beberapa kasus yang kami temukan di luar perkiraan kami. Sebagai dokter umum, saya melihat banyak kasus pada lansia, seperti gangguan penglihatan (katarak) dan nyeri tubuh,” jelas dr. Rayar pada Sabtu (29/6/2024).
Ia juga menyoroti bahwa banyak anak di Kampung Limalas yang mengalami penyakit tungau (gatal-gatal) akibat scabies, sejenis penyakit kulit menular.
“Gatal-gatal, terutama di sela jari tangan dan kaki, seharusnya mendapat penanganan di Puskesmas. Jika sudah terjadi luka akibat garukan, kami memberikan antibiotik,” ujarnya.
Selain itu, tim juga menemukan beberapa kasus gizi buruk. Dr. Adelce mencatat bahwa ada anak-anak yang datang dengan berat badan di bawah standar sesuai usia mereka.
“Banyak anak yang berat badannya jauh di bawah normal untuk usianya, yang secara medis mengindikasikan kasus gizi buruk,” tambahnya, tanpa merinci jumlah pasti kasus tersebut.
Untuk perawatan lebih lanjut, dr. Rayar mengimbau masyarakat untuk mendatangi Puskesmas agar bisa mendapatkan rujukan dan pengobatan yang lebih tepat di rumah sakit.
“Silakan datang ke Puskesmas untuk mendapatkan rujukan dan penanganan lebih lanjut di rumah sakit,” imbaunya.
Sementara itu, seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya, menyampaikan kekhawatirannya tentang pelayanan Puskesmas Misool yang dianggap belum maksimal.
“Biasanya petugas Puskesmas datang dan memeriksa anak-anak, tetapi setelah itu tidak ada tindak lanjut. Pelayanan hanya sebatas itu saja,” keluhnya.
Ia berharap Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan edukasi lebih intensif, tidak hanya di Misool, tetapi di seluruh wilayah Raja Ampat.
“Kami berharap pelayanan yang lebih baik bisa diterapkan, bukan hanya di Misool, tetapi juga di seluruh wilayah Raja Ampat, karena kami sebagai masyarakat kurang paham mengenai penyakit,” tambahnya.